Rabu, 28 Desember 2016
Istri Solihah dengan Istri Bloon itu Beda Tipis
Oleh : Abd Latif Azzam
Ini bermula dari kisahnya nabi Ibrahim yang beristri dua yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Ibrahim ini salah satu tokoh idola para Gus dan kepala desa yang melamar dua wanita sekaligus. Jabatannya sebagai gus, kepala desa, -atau siapapun karena dua orang itu yang sering saya temukan beristri dua- menjadikannya percaya diri baik dari nafkah lahir maupun batin.
Setelah Ibrahim menikah beberapa tahun dengan Sarah tetapi belum juga dikaruniai anak, akhirnya Sarah menyuruh Ibrahim untuk mempersunting Hajar yang tak lain adalah budak Sarah. Indahnya pengorbanan Sarah yang karena demi menjaga keutuhan keluarga, dia rela menyuruh suaminya kawin lagi. Ah, ruginya cewek-cewek sekarang yang tak berkesempatan meniru Sarah. Jangankan kawin, pacarnya saja secara diam-diam boncengan dengan wanita lain sudah jangan harap bisa balik lagi. "Pilih dia atau aku" kalimat itu menjadikan hidup serba hitam putih. Malangnya si pria yang tidak bisa melirik yang lebih amboy lagi. Kecuali bagi orang-orang yang pengalaman Loby-loby cantik dengan seniornya di ruang-ruang konsolidasi, atau diatas meja pembimbing skripsi.
Lanjut cerita, akhirnya Hajar melahirkan anak yang bernama Ismail. Si Sarah pun mulai cemburu dan Ibrahim kesulitan untuk menyatukan kedua Istrinya dalam satu rumah. Lalu Ibrahim membawa pergi Hajar dan Ismail ke Padang pasir yang tandus, tak ada air dan hijaunya daun. Tak selang beberapa lama, Ibrahim meninggal kan Hajar dan Ismail. Si Hajar akhirnya harus menanggung beratnya hidup bersama anaknya di belantara Padang dengan kesendirian. Akhirnya Ismail kehausan. Hajar mencari Air ke bukit sofa. Tak ada disana lalu ke bukit Marwah. Tak ada disana kembali lagi ke sofa. Kalau cewek sekarang tentu tak sebodoh dan tak se bloon Hajar dulu, dia akan mencari tempat yang berbeda dan tidak akan mendatangi tempat yang sudah terbukti tidak menyediakan air. Tetapi tidak dengan hajar, pada akhirnya Ismail mengeluarkan air dari hentakan kakinya. Berbahagialah Hajar, dan sangat bahagia.
Kemanakah Ibrahim disaat Hajar menderita bersama Ismail ?? Dia dengan mesranya bercumbu dengan Siti Sarah. Perempuan yang tidak bisa memberinya anak, tetapi karena terus dipaksa akhirnya Sarah juga melahirkan anak yang bernama Ishaq. Sedangkan Hajar luntang-luntung bersama Ismail. Eh, tau-tau setelah enak dengan Sarah dan anaknya Ishaq, Ismail mendatangi Hajar dengan niat membunuh Ismail. "Elu gak tahu diri ya Him, udah susah payah gue ditinggal sendirian, susah payah merawat Ismail sampai harus mendaki gunung menyeberangi lautan, eh.. Tau-tau lu Dateng mau ngebunuh anak gue. Jancuk Kon Him, gua bunuh bau tau rasa lu" mungkin kata-kata itu yang keluar bagi cewek sekarang yang mengalami nasib sama dengan Hajar. Sungguh Bloon bener si Hajar, eh.. Bukannya melarang Ibrahim justru memerintahnya untuk membunuh Ismail. Saya tak habis pikir ketika dede-dede cantik Maba di kampus diperlukan demikian oleh buaya yang berkedok senior.
Wajar jika banyak mahasiswa lapuk yang masih betah di kampus. Ternyata selain karena alasan aktivis, mereka menunggu datangnya dede-dede baru dengan harum semerbak parfum tatkala ospek sedang berlangsung. Dengan menyandang senior dia mulai beraksi dengan modus-modus kelas kakap. Dede Maba pun klepek-klepek, dan pacarnya yang semester tujuh mulai gigit jari, menangis tersedu-sedu, Parfumnya kalah harum dengan dede-dede Maba walaupun merk dan warnanya sama. Hati-hati dede-dede Maba ya, seniormu memiliki segudang cara untuk mendapatkan mu.
Pelajaran kisah Siti Hajar yang Solihah walaupun rada bloon perlu ditiru oleh dede-dede yang serius dengan cacak seniornya. Tetapi jika cacak seniornya menghilangkan aroma parfum dede-dede Maba dengan mencari Dede baru yang lebih amboy, kayaknya tidak harus meniru Siti Hajar. Perlu kiranya dede-dede dibekali materi "Trik menggunakan celurit Madura" untuk bekal persiapan mencincang habis cacak-cacak senior nya.
Rayon Ushuluddin, 28/12. 17:08