Opini

#GEMBALA KAMPUS#
            Oleh : Zaed_Khan

        Tahun penerimaan mahasiswa baru telah dimulai demikian pun setiap PTAI & PTU diseluh indonesia secara otomatis menggelar sayembara merebut bangku-bangku kelas lusuh dengan seabrek sistem seleksi atau verifikasi kelayakan untuk masuk menjadi salah satu mahasiswanya. IAIN jember dalam hal ini, adalah salah satu perguruan tinggi yg masih balita pada kelahiran sesar/dipaksa-paksakan 2015 silam di rumah sakit Kemenag RI, juga menggelar tikar dihalaman rumah untuk menerima anak didik baru. Entah nantinya memproduksi manusia macam apa, baiknya kita tanya rumput yang bergoyang. Karena pemaksaan dapat di perkarakan di pengadilan negeri dan termasuk dalam kategori hukum pidana.

Dari atas gunung penulis melihat tahun ini IAIN Jember menolak ribuan Kepala anak manusia atau menolak anak yang tertolak atau membuang anak yang dibuang dari kampus-kampus lainnya. Walhasil kisaran 1800-an kepala yang dapat duduk dengan perasaan tegang setelah nanti akan mengalami beragam pendzoliman-pendzoliman birokrat kampus disertai sistem pendidikan yang rancu.

Al-kisah Konon katanya, mereka (MABA) nantinya akan menjumpai gengster-gengster yang berwatak cenderung berbeda dengan Hayawatun Natiq lainnya dengan bersenjatakan absensi yang direkomendasi lansung melalui stempel-stempel kumuh perkantoran disertai presing psikologi anak didiknya akan huruf-huruf sakral nan mujarab dewa-dewa yunani Zeus, Apollo, Hera dan Athena yang bisa menjamin diterimanya ijazah di perusahaan-perusaan yang angkuh atau lembaga-lembaga yang tidak setiap tahun terdapat guru pensiun. Bahkan banyak dari kalangan mahasiswa tua masih saja bersujud & bersimpuh padanya seakan keimanan tidak sah hukumnya jika tidak percaya dan taat pada apa yang mereka katakan.

Mengenai sitem pendidikan bagaimana mungkin, kurun waktu 4 tahun mahasiswa digembalakan kampus untuk memenuhi target menempuh 150-160 an SKS, sedang dari SKS tersebut terdapat beragam jenis disiplin pengetahuan yang harus dikuasai menurut hasil keputusan istikharah sidang-sidang kaku dalam susunan Silabus yang terkadang tak menentu kemana orientasinya. Setiap semester ada kisaran 20-24 SKS dengan berat bersih satu mata kuliah 2 kilo gram beras atau kredit Raskin 18-21 jam yang diringakas dengan 12-14 pembagian beras bulog (pertemuan). Sedangkan disiplin pengetahuan yang disuguhkan banyak yang tidak linier dengan nafsu makan Mahasiswa atau kapasitas menampung hidangan. Karena sebagian diantaranya banyak domba-domba tersesat dalam pemahaman teologi kristen yang masih belum mendapat hidayah bapa di sorga akan akutnya kompetisi masuk ke jurusan bus yang di inginkan. Menurut lembaga survei P.T bulog Indonesia mengatakan bahwasannya 99% mahasiwa yang telah mengikuti ritual mata kuliah bahasa inggris dengan khidmad di gereja kristus tidak bisa menulis, berbicara, membaca dan menulis apalagi berbicara bahasa inggris. Itu sifat muhal bagi mahasiswa Dan suatu mu'jizat besar bagi utusan-utusan bapak-ibu dirumah jika bisa.

Demikian sedikit daur ulang sampah yang kami penakan. Maka tafakkaruu, adalah hal pertama yang harus kita lakukan, coba perhatikan secara seksama pendidikan bukan perkara nilai ijazah dan pekerjaan, namun sederhananya kampus adalah bengkel bagi setiap mobil dan motor bahkan truk baik yang rusak untuk di benahi maupun yang baik untuk di servis. Artinya lembaga pendidikan utamanya IAIN jember tidak beralih fungsi menjadi kampus teknologi yang memproduksi robot-robot pekerja kasar di pasar namun selaras dengan visi kampus yakni Taqwa, Intelektual & Profesional. Karena tidak ada rahim yang rela anaknya jadi cecungu', pecundang dsb kelak. Melahirkan insan dengan potensi dan skill yang berbobot dengan membimbing lapar dan dahaga tiap-tiap individu adalah hal bijak sana, sini dan situ sebagai suatu proses mendidik bukan mengajar.

Tidak ada komentar: