Senin, 11 September 2017

IMAJI DI BALIK JERUJI



setiap tulisan merupakan dunia tersendiri yang terapung apung antara dunia nyata dan dunia impian  (pramodoedya ananta toer)”
Oleh: M.fikih samsul arifin (V)
Penjara tempat berdiamnya para napi, teroris, preman dan para pelaku kegelapan kriminal. itulah kultus yang tertanam di otak manuisa.Terkadang hukum dijadikan sistem yang menyandera logika, bukan hanya bertekuknya kebenaran dibawah palu sang penentu nasib. Kita mengenal final dalam diri adalah penentu langkah keambiguan yang akan kita tentukan, melihat para hakim yang menjadi penentu buruk/atau baiknya manusia, benar atau bersalah, akan menjadi pekerjaan yang terkutuk bila sintesa tak tepat arah.
Hukum dalam setiap negara berbeda. Memang menggenang jernih di fikiran bahwa hukum dalah bentuk peradilan yang tertinggi dan banyak negara yang menerapkannya. Memberantas kejahatan, menjadi mata yang membedah keabsurtan dihadapan kebenaran. ia,  tak jauh seperti pahlawan kesiangan yang tak bernyawa. Kisah didalam penjara bukan sekedar narasi dan ending tempat para actor antagonis. Para pelaku pemerkosaan, penculikan, pembunuhan, penipuan, dll. Ternyata kemisteriusan dalam pengadilan telah membuktikan keberhasilannya mempropaganda kebenaran yang disalahkan, dan kesalahan yang di benarkan. Bukan karena pertimbangan oleh dewan majlis hakim yang menjastis nasibnya, tapi atas perintah yang berkuasa.
Apakah seluruh negara memiliki hukum yang bertakrir penolokan asusila.? Memberantas kriminalisasi.? Mungkin terjawab, iya..!!! karena melanggar norma, dan menyentuh moril. Apakah benar pula, seluruh hukum di negara bersuara keras menolak kemerekaan akal.? Terpidana bila menolak diskriminatif, eksploitatif, dominatif.? Terkena pasal bila berjiwa reaksioner,.? Dianggap bersalah dengan statment yang katanya subversive? Padahal ber asaskan kemanusiaan. Dua lensa yang berbeda, menjadi nyata terjadi dibeberapa negara. Termasuk negara inonesia.
Sebutlah sederet nama yang dianggap melanggar konsesus karena ide dan imajinasinya. Filsuf yunani SOCRATES. Yang berending kematian (minum racun) didalam penjara karena pemikirannya yang dituduh merusak generasi muda, melawan dogma orang yunani yang mempercayayi dewa-dewa. Namun idenya terus mengakar dikalangan pemuda massa itu.(baca_APOLOGIA). socrates mempertanyakan kepada masyarakat athena pada saat itu soal tuhan dan keyakinan, bahkan meragukannya. Miris melihat nasib buruk menimpahnya, penjara yang terbuka lebar bukanlah jalan kepecundangannya. Ia tak ingin idenya yang membunuh sejuta kepala orang athena mati percuma-Cuma.
Berbeda dengan insiden Roma di italy, 27 april 1937. Terkutuknya nasib pemikir karena gagasan penting tentang percaturan politica sosial. Masa lajang yang dipuaskan untuk meliput tragedi penting (menjadi wartawan), berakhir naas ke dalam penjara dibawah gemelut kepemmpinan fasis Musollini. Semakin terhimpitnya oleh alam bukanlah alsan membekunya fikirannya. Bait demi bait menintahkan idenya. Kumpula naskah-naskahnya tertata secara tematik, dan dipasrahkan kepada sohibnya yang di percaya. Namun dunia hanya mengetahui konsepsi hegemoni dengan renyah, sementara antonio gramsci merana dibalik jeruji hingga kebebasan dunia tak sempat menyambutnya. (contek gagasan politik antonio gramsci).
Sekilas memalingkan pandangan ke dunia islam. Pria alim dengan ratusan karyanya yang fenomenal. Siapa yang tidak mengenal ibnu taimiyah..!!! seorang musafir yang mengembara ilmu dalam kesuciannya, mencatat setiap jejak kunjungannya ke penjuru bumi, hingga kemalangan datang menimpa. Setelah memusiumkan perjalanannya dalam sebuah karya “rihlah ibnu bathutah”. Damastus menjadi pemula menciutnya fitnah terhadap ibnu taimiyah, setelah khotbah keluar dari buah bibirnya, “sesunggahnya Allah turun ke dunia seperti turunku ini”, usai menapakkan kakinya selangkah di bawah tangga dari mimbar, datang tantangan dari seorang ahli fiqh, bermadzhab maliki. tepatnya ibnu Az zahroh yang memantik ucapannya tadi (demikian ibnu bathutah berhikayah). Berawal dari itu, tudingan dan fitnah-finah menyeret ibnu taimiyah terasingkan dari duniah.
Sedikit mengajak menggunakan lensa sejarah, bukan kelaziman lagi bagi petua mengenal sejarah kelam para cendikiawan, logikawan, budayawan, pejuang sosial, ilmuan, seperti sederet nama;“nelson mandela” pejuang kelas kasta di amerika, “fidel castro” seorang diktator berbasic kelas proletar, “Al-hallaj” yang di anggap imajinasinya hanya sebatas imajiner. Tak sedikit pula di negara kita seperti “tan malaka”, pesohor ujung tombak sosial, “pramoedya ananta toer”, budayawan ternama di dunia, serta “soekarno dan bung hatta” pun juga mengalami kepedihan hidup di balik jeruji. Apa salah mereka sehingga hukum menyentuhnya.? Akankah kasus asusila dan kriminal.?, dunia tidak menutup mata, tapi mata hukum yang buta.
Bila kita mencerminkan hukum dengan kaca mata kuda yang bersuara sebagai pendobrak kegelapan, akankah kita menutup mata di balik lusungnya kehidupan sekian para napi dan teroris di dalam penjara, terdapat seseorang yang memiliki imajinasi tinggi namun garis kodratnya berjalan dalam kenaasan, bergerilyanya ide di anggap angkuh oleh petinggi, menentang dominasi, mengacak-acak surga bagi penguasa. Maka ini vatal dan salah, kau harus dipenjara, berkemeja Nara pidana, meski dengan perkara yang berbeda.

Tidak ada komentar: