Kamis, 20 April 2017

NASIONALISME ALENGKA (1)


Oleh :Zaed Khan

Suatu masa saat kerajaan Alengka tengah perang berkecamuk di sana sini, beragam perbendaharaan negara nan indah semisal taman, patung, tembok-tembok lumpuh total akibat gempuran musuh. Jutaan nyawa pasukan atau prajurit yang terdiri dari wadya dan narada di pertaruhkan diantara kedua belah pihak yang sedang berselisih hingga tak terhitung jumlah total kerugian yang di ciptakan perang bersejarah itu. Bau anyir darah pun dan muntahan dahak beserakan dimana-mana setinggi mata kaki berkat pedang serta tombak yang menancap di dada, perut, kepala masing-masing diantara geletakan mayat di medan perang.

Diatas tahta kerajaan Rahwana memeras memutar otaknya bagaimana hendak mensiasati untuk mengalahkan Rama dan laksmana beserta pasukan kera yang mampu ber triwikrama semisal Hanoman. Akhirnya seorang patih alengka berusul untuk segera membangunkan Kumbakarna yang tak lain adalah adik kandung dari Rahwana itu sendiri. Patih itu melanjutkan bahwa Kumbakarna dengan tabiat pemalas dan kebiasan suka tidur berbulan-bulan bahkan saat perang berkecamuk ia tak menghiraukan secuil pun. Maka sudah selayak nya Kumbakarna membayar budi kepada bumi alengka yang telah menyediakan udara, air beaerta makanan lezat untuk memenuhi kebutuhan jasadnya. Di sisi lain, Kumbakarna adalah sosok orang yang sakti mandra guna bahkan andaikata tidak ada kanda kumbakarna maka misi menggempur langit yang dilakukan rahwana diwaktu silam nisvaya tidak akan terjadi. Berkat keistemewaannya lah Rahwana gagah-gagahan menghancurkan kahyangan. Akhirnya setelah bersusah para prajurit dinperintah membangunkan Kumbakarna dengan menabuh apa saja yang dapat menhasilkan suara lantang, gajah-gajah di datangkan untuk menginjak-injak tubuhnya namun hasilnya nihil, kumbakarna tetap saja terlelap tidur pulas tanpa sedikit pun menunjukan rasa terganggu. Para prajurit di suruhnya untuk beristirahat dan mencari akal lain hingga ada salah seorang membisikan bahwa cara membangunkan kumbakarn ialah dengan mencabut kuku dari kakinya dan cara itupun berhasil membangunkan nya.

Paska bangun dari tidur Kumbakarna segera memakai baju kebesarannya yang berwarna putih bening, bersiap mensegerakan diri menghadap kakaknya. Rahwana menyambut dengan riang gembira kedatangan adiknya yang sakti ini seraya menyampaikan maksud mengapa ia di bangunkan dari singgasana tidurnya yang berbulan-bulan. Membuka pembicaara dengan teramat serius tentang tumpar ruah anyir genangan darah akibat gempuran Rama beserta pasukan kera dan lutung, Rahwana meminta Kumbakarna untuk membalas kematian pentolan Alengka, kematian prajurit dan gemuruh runtuh kewibawaan alengka.

"Adik ku, kamu sudah melihat mengapa rumah kita hancur berantakan begini ? Kumbakarna masih menguap ngantuk seolah tak perduli.
"Hal ini karna ulah Rama yang rakus kekuasaan, ia tidak tau kalau Alengka ada adik ku kumba karna yang mampu mengalahkan dewadewa di kahyangan, rama harus kita bunuh agar sebagai balasan setimpal dari kekacauan yang ia perbuat di tanah ini" rahwana melanjutkan pembicaraannya sambil meraih simpati.
"Adik, maukah engkau berperang pasang dada demi kehormatan kerajaan alengka, kehormatan tetua-teua kita, kehormatan keluarga kita dan kehormatan kakak mu yang dirundung duka ini?
Sambil mangut-mangut Kumbakarna menyimak khidmad perkataan kakak nya rahwana.

"Kakak Izinkan saya berbicara sebagai seorang adik bukan lagi panglima kerajaan alengka" Kumbakarna akngkat bicara., setelah itu ia melanjutkan.
"Kakak meski kita adalah wadya (raksasa) tapi kita keturunan sri wisrama ayah kita.yang mendidik kita menurut budi pekerti kebajikan-kebajikan sifat brahma yang ia dapat. Kakak, Kumbakarma menatap tajam, seharusnya kakak mendengatkan adik bungsu Wibisana yang telah memperingatkan agar Shinta segera di kembalikan ke pangkuan Rhama sebelum jelmaan dewa wisnu itu mulai marah. Saya pun akan tetap kalah berhadapan dengan dewa wisnu dan lagi pula saya membenarkan sikap adik bungsunkita itu".

Mendengar kata yang demikian bukan luluh lintah hati rahwana namun semangkin merah padam membara atas kedehilan adiknya yang lancang ini. Rahwana bersikukuh untuk tetap memerintahkan kumbakarna dan pasukan nya segera menyerang rama.

Apakah akan menuruti permitaan untuk berperang melawan rama atau berdiam diri meratapi kehancuran bumi alengka. Karna pada dasarnya kumbakarna sangat memahami betul perang ini terjadi berkat kerakusan rahwana dan menurut budi pekerti yang telah diajarkan ialah memang sepantasnya rama menggugat haknya. Kumbakarna juga membenarka sikap Wibisana yang bergabung bersama rama demi memegang teguh ajaran-ajaran para brahma. Disi lain kumbakarna gundah gempita, ia hidup berkat bumi alengka yang memberikan makanan dan minuman beserta kedudukan yang tak siapa pun dapat dengan mudah meraihnya.

Kegundahan itu terus berlanjut ... samppai kumba karn kembali ke istana nya berfikir menelaah situasi ...

Kamis, 06 April 2017

Sisi Lain Suci Cinta Rahwana, Pada mu Shinta


Oleh : Aku

Kelahiran dengan wujud jasad wedya dari keceroboan seorang suci resi Wisrama yang mengawini putri mahkota Sukesi dimana pada i'tikad awal Resi Wisrama di utus hendak menyampaikan cinta raja Danapati yang tak lain adalah anak kandungnya sendiri. Akan tetapi Kemudian keadaan berbanding terbalik, Resi Wisrama terpesona solek indah paras sukesi yang terangkum tata sopan santun yang penuh welas asih dan wisrama jatuh hati serta mengawini sukesi dengan meniadakan intipati ia diutus anaknya sendiri. Selang beberapa tahun Akhirnya penghianatan Wisrama berbuah dengan kelahiran anak berkepala 10 dari rahim sukesi sebagai kutukan penduduk kahyangan dan para dewa yang di beri nama rahwana. Sosok wedya keturunan manusia yang disegani dunia kelak. Demikian pun anak mereka yang ke dua, tiga berwujud wedya. Kelahiran rahwana di permukaan dunia sebagai anak resi tentunya tak berbeda jauh dibanding ayahnya yang sakti mandra guna. Hanya saja kengerian watak rahwana lebih kejam & bengis dibanding resi wisrama yang masih banyak mengamalkan kebijaksanaan. Sepak terjang rahwana melebihi wedya di seluruh muka bumi bahkan triloka mampu ditaklukannya.


Berawal dari penyemediaan di hutan belantara selama tahun-menahun Rahwana melakukan ritual nya dengan memotong satu persatu kepala dari sepuluh kepalanya setiap bulan purnama sebagai bentuk darma kepada sang hyang Whidi untuk menguasai dunia triloka (hewan, ghaib, wedya/ darat, laut & udara). Sembilan dari sepuluh kepalanya telah ia darmakan kemudian hanya satu kepala terakhir rahwana yang tersisa pun pasrah juga mau di darmakan kepad sang hyang Whidi. Karena tak sampai hati dan rahwana meraih simpati penduduk kahyangan atas tekad bulat nan kokoh, akhirnya dewa kalaludra memberikan kekuasaan kepada Rahwana berupa kesaktian tak tertandingi di seluruh jagad kecuali dewa wisnu sahaja.
Namun, semenjak mendapat anugrah dari dewa itu alangkah bejatnya rahwana dengan keistimewaan yang dimiliki ia beserta 3 saudaranya menggempur kahyangan kemudian bertarung, merampas harta kekayaan dan menculik dewi-dewi langit untuk kepuasan birahi mereka hingga kahyangan lumpuh rusak total porak poranda. Demikian pun kiprah rahwana di bumi, Macam-macam kerajaan manusia pun di babat habis sampai sepertiga dunia bertekuk lutut di depan jemari kakinya dan yang paling mengejutkan rahwana tak segan membumi hanguskan kerajaan Danapati yang tak lain adalah anak dari resi wisrama dari istri pertamanya hingga rahwana menjadi raja diraja kerajaan Alengka sebagai warisan dari mendiang ibunya sukesi yang kuat dan kokoh berkat keringatnya.


Dalam beragam hikayat Rahwana identik dengan Wedya (raksasa) yang teramat sangat kejam, kasar, bengis dan tak berbudi pekerti termasuk imaginasi diatas sebagai gambaran mutlak dari perangai rahwana. Ia selalu menjadi buah bibir dalam mitologi hindu yang berperan sebagai lakon antagonis. Namun sisi lain dari rahwana sungguh tak terduga sebagaimana huru hara tentang kebiadabannya. Misal Penculikan putri Shinta yang ia lakukan atas siasat Ricika sahabatnya untuk mengelabui Rhama dan laksamana di pengasingan teramat sangat mengerikan sampai-sampai jatayu (burung garuda) tercerabut bulu-bulu indahnya di terjang rahwana saat mengahalangi penculikan shinta. Rahwana benar-benar jatuh hati saking terpesona kepada shinta nan jelita dan cinta rahwana bukan atas nama birahi semata namun anugrah sang hyang whidi. Selama penahanan ternyata Shinta tak pernah sekalipun di sentuh oleh rahwana selama kurang lebih enam tahun lamanya di tanam argaloka. Rahwana menunggu dengan sabar hingga bertahun-tahun untuk mendapatkan cinta dari Shinta tanpa menyentuhnya sehelai rambut pun. Demikian bukti cinta rahwana pada shinta yang teramat sangat dalam dan tak terukur sebagaimana tetes air hujan tak tertimbang berat gunung. Bahkan Trijata sebagai kemenakannya dari saudara kandungnya Wibisana di perintahkan menjaga Shinta sampai ia benar-benar berkehendak menunggalkan darah bersama rahwana. Trijata di perintah untuk merawat dan menyediakan segala macam keperluan shinta yang dikasihinya. Meski pun hal itu kemudian bernasib naas diiringi kehancuran Kerajaan Alengka.


Syahdan, perlu kita telaah mengapa Rama menyerang Kerajaan Rahwana hingga memakan berjuta jiwa pasukan ? Apakah sekedar memperebutkan shinta yang seongkok daging itu ? Mengapa rama sebagai penjemaan dewa wisnu tak mampu melawan kerajaan alengka sendiri ? Bukankah wisnu adalah asal muasal dari adanya yang benyawa ? Mengapa Rahwana tak sampai hati menyentuh Putri Shinta walau sehelai rambut ? Bukan kan shinta berada di bawah kekuasaannya ?